Ketika ditanya apakah ordo Karmel akan membuka penyelidikan atau mendatangi para korban, Romo Budiono, kepala Ordo Karmel di Indonesia, mengatakan kepada The Jakarta Post: “[Korban] harus melaporkan langsung kepada kami [ordo], lengkap dengan nama dan alamat,” ungkapnya. Dia juga mengatakan bahwa para korban bisa melaporkan melalui telepon.
Pernyataan seperti itu seolah menyambut hangat laporan, tetapi ia bersyarat, sehingga korban, yang sudah takut, mungkin ragu untuk melaporkan. Pernyataan itu tidak membuat korban bisa percaya mereka akan didengarkan tetapi lebih menunjukkan bahwa ordo Karmel enggan mendengarkan laporan yang tidak memenuhi persyaratan mereka.
…………….
Umat manusia saat ini sedang berada pada titik penting sejarah: gelombang #MeToo membuat semakin banyak korban berbicara dan di saat yang sama Vatikan sedang memreteli puluhan tahun budaya diam dan kerahasiaan mereka. Di persimpangan sejarah ini, wahai Gereja Katolik Indonesia, sisi sejarah mana yang engkau pilih? Di sisi korban, atau di sisi pelaku?
Selengkapnya bisa dibaca di artikel Wahai Gereja Katolik, sisi sejarah mana yang hendak kau pilih? Pelaku, atau korban? | Medium, 4 September 2020. Artikel lengkap versi screenshot bisa diakses di SINI.
Leave a Reply