Suster Eusthocia banyak menyelesaikan persoalan di NTT, persoalan kekerasan seksual, Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), perdagangan orang dan kasus-kasus yang menimpa banyak perempuan dan anak. Ia sangat dekat dengan masyarakat karena Suster Eusthocia selama ini adalah harapan bagi banyak orang.
Aktivis Kupang, Elcid Li yang selama ini banyak bekerja dengan suster Eusthocia mengatakan, dalam banyak hal Gereja Katholik identik dengan elemen patriarkat. Di dalam stereotype semacam itu lah Suster Eusthochia telah tumbuh menjadi batu marmer di dalam gereja maupun masyarakat untuk melindungi perempuan dan kelompok marginal yang teraniaya dan menderita. Tembok biara adalah tempat perlindungan terbaik yang ia dan komunitasnya berikan selama sekian dekade.
Selengkapnya bisa dibaca di artikel sumber: Selamat Jalan Suster Eusthocia, Pahlawan Bagi Para Korban Kekerasan Seksual|Konde.co, 9 November 2021
Leave a Reply